Piknik ke Pantai Joan

Pantai Joan
Hari minggu kemarin saya dan teman-teman kantor piknik seru-seruan di sebuah pantai yang indah. Mumpung libur hari raya Idul Adha-nya kemarin agak lama dikit karena nyambung dengan cuti bersama, makanya saya dan teman-teman kantor pun sepakat untuk mengadakan acara piknik bersama. Awalnya ini ide Aco, salah satu teman saya di kantor, kemudian disambut dengan antusias oleh teman-teman lain yang haus akan kegiatan rekreasi, maka terjadilah piknik ini. Maklum kami jarang piknik bersama soalnya.

Dan sesuai kesepakatan bersama, tempat tujuan piknik yang ingin kami datangi kali ini adalah Pantai Joan. Pantai itu berada di Desa Tablanusu, Distrik Depapre, Kabupaten Jayapura.

Nama Pantai Joan sebenarnya saya agak ragu keabsahannya, soalnya pantai itu masih baru banget. Masih jarang di kunjungi oleh para wisatawan, karena belum terlalu di publikasikan. Juga belum ada nama yang pasti, minimal sebutan dari warga lokal juga belum ada. Nama itu keluar dari celetukan teman kantor yang begitu saja. Tapi tidak tidak apa-apa kalo kita sebut saja pantai itu dengan nama Pantai Joan. Letak Pantai Joan berdekatan dengan Pantai Harlem, hanya saja Pantai Joan sedikit lebih jauh jarak tempuhnya.



Mengingat jarak perjalanan yang harus ditempuh ke Pantai Joan ini cukup jauh, kira-kira memakan waktu kurang lebih sekitar  2,5 jam kalo di tempuh dari daerah Abepura, maka kami memutuskan untuk berangkat lebih pagi. Takut kesiangan di jalan. Kami yang ikut piknik, antara lain : saya, Aco, Ginta, Ghe, Aldhita beserta anak dan istrinya, Ayu, Radit, Setyo, Rini, Sandy, Novi, Andi dan istrinya, juga 2 orang temannya Andi yang ikut serta juga.  Jadi kami yang ikut ada sekitar 17 orang, dengan menumpangi 4 buah mobil, salah satunya adalah mobil yang saya kendarai. Cukup lapang untuk 17 orang, jika di bagi dalam 4 mobil.

Narsis dulu sebelum nyebur ke dalam air
Sampai di Distrik Depapre, kami tidak serta merta bisa langsung menikmati keindahan Pantai Joan, soalnya kami harus melanjutkan perjalanan lagi dengan menggunakan kapal nelayan warga setempat yang kami sewa untuk mencapai pantai tersebut. Biaya sewa perahunya Rp. 400.000,- PP. Sama seperti Pantai Harlem, Pantai Joan letaknya tidak berada dalam jangkauan kendaraan darat ataupun dengan berjalan kaki. Bahkan lebih jauh letaknya dari pada Pantai Harlem. Akses untuk menuju kesana hanya bisa dengan menggunakan perahu nelayan saja. Mobil pun kami parkir di parkiran dekat dermaga.

Smile!
Sebelum berangkat, sang pengemudi perahu mengatur tempat duduk kami di atas perahu  agar terlihat seimbang dengan tujuan supaya tidak terbalik. Dia mengingatkan bahwa ombak yang akan kami hadapi cukup besar. Cukup bisa  untuk memutar balikkan perahu di tengah laut kalau tidak berhati-hati. Kami pun akhirnya berangkat dengan menggunakan 2 perahu. Awalnya ombak tidak terlalu besar, hanya saja air laut sering membasahi tubuh dan wajah kami karena pinggiran kapal rendah. Panasnya terik matahari yang menerpa terbayar dengan pemandangan alam pesisir pantai yang indah sepanjang perjalanan kami membelah teluk besar.


Nah, bagian ini yang seru.

Setelah setengah jam perjalanan, tepatnya saat perahu kami melewati ujung tanjung yang menghadap langsung ke Samudera Pasifik, adrenalin kami pun terpacu karena ombak saat itu semakin besar dan bergelombang. Air laut yang tadinya biru muda berganti dengan warna biru tua, menandakan kedalaman laut yang semakin dalam. Di kejauhan terlihat ombak besar terpecah menghantam karang-karang terjal pinggiran pantai dengan kerasnya.

Perjalanan Laut yang seru plus menegangkan
Kami yang berada dalam perahu spontan teriak-teriak saat ombak menggoyangkan perahu yang kami tumpangi itu. Kami merasa seperti main wahana Arung Jeram Dufan dengan tingkat goncangan 10X lipat lebih keras. Sensasinya begitu menegangkan, saat di ombang-ambingkan ombak yang besar. Sungguh, perasaan yang luar biasa. Saya salut sama bapak-bapak pengemudi perahu, pintar membaca ombak dan mengikuti alur ombak untuk mengemudikan perahu sehingga tidak terbalik.

Macho, kan? Huekkss!
Dan akhirnya  setelah setengah jam perjalanan melewati ombak-ombak besar yang penuh dengan perasaan deg-degan, akhirnya kami sampai di sebuah pantai yang indah dengan hamparan pasir putih yang membentang. Itulah Pantai Joan. Tempatnya begitu terpencil dan terisolasi, hanya ada akses melalui laut untuk menju kesana, namun keindahan alamnya luar biasa. Masih natural dan belum terjamah oleh manusia. Kalau di total perjalanan dengan perahu ke Pantai Joan memakan waktu sekitar 1 jam. Setengah jam melewati teluk dengan ombak yang tenang, dan setengah jam kemudian melewati ombak dengan gelombang yang besar.

Yeah!
Bapak pengemudi pun merapatkan perahu ke bibir pantai. Kami pun segera turun sambil membawa perlengkapan yang kami bawa bersama. Tidak ada pondok ataupun gubuk disana. Kami pun menaruh barang-barang kami dibawah pohon rindang di dataran yang sedikit lebih tinggi. Saya melihat teman-teman sudah tidak sabar ingin berenang karena tergiur melihat hamparan pantai pasir putih di hadapan kami. Sungguh, rasanya kami seperti berada di surga. Indah sekali, benar-benar indah.  Namun berhubung hari sudah menjelang siang dan perut kami sudah lapar kami pun menyempatkan diri untuk makan siang dulu dari bekal nasi bungkus yang kami bawa sebelum kami menceburkan diri ke air.

Makan siang yang sederhana
Setelah makan siang kami pun berenang. Rasanya nikmat sekali berenang di pantai berpasir putih khas alam Papua. Tidak terasa waktu pun berlalu begitu cepat. Jam 2 siang kami pun memutuskan untuk pulang, mengingat sore hari adalah waktunya laut pasang. Ombak akan lebih besar dan lebih berbahaya dari pada saat kami pergi tadi pagi.

Saya dan Ginta
Rasanya belum puas untuk menikmati keindahan Pantai Joan.  Sore itu kami semua membawa cerita yang seru dan menyenangkan. Sebuah pengalaman yang unik berpetualang ke pantai Joan, sebuah pantai yang sepi namun begitu indah dengan menggunakan perahu nelayan. Dan saya niatkan dalam hati bila ada kesempatan saya akan pergi kesana lagi, ke Pantai Joan yang memikat hati, untuk bersenang-senang tentu saja.









 

Comments

Popular posts from this blog

Hobi Menggambar

Tentang Ribas (lagi)

Justice League