Friday


Hari ini hari Jumat. Dan hari Jumat itu adalah hari dimana hari yang sangat dinantikan oleh para Pegawai Negeri Sipil (PNS) kebanyakan, termasuk saya. Banyak orang bilang hari Jumat adalah hari pendek. Tapi jangan tanya saya hari Jumat itu apanya yang pendek, karena saya nggak pernah ngukur. Lagian apanya yang mau diukur. Nggak ngerti juga.

Selama saya kerja, saya selalu tidak sabar supaya hari Jumat cepet-cepet berlalu. Karena hari Jumat itu adalah hari terakhir kerja dalam satu minggu. Hari Sabtu dan Minggunya libur soalnya. Perasaan saya pas hari Jumat itu pastinya senang banget karena menyambut libur weekend. Dan itu adalah alasan kuat saya kenapa saya suka dan bersemangat pada hari Jumat. Selain karena hari Jumat adalah hari yang sakral bagi umat Islam untuk melaksanakan ibadah shalat Jumat. Termasuk saya.

Perhatiin aja ekspresi temen-temen kantor pas hari Jumat kalo mau weekend, pasti wajahnya cerah. Kayak orang yang baru pulang naik haji. Pasti mereka udah rencanain macem-macem dipikiran mereka untuk mengisi hari liburnya. Ada yang pingin mancing, piknik ke pantai, menghabiskan waktu bersama keluarga, jalan sama pacar atau teman-teman, bermalas-malas, ke salon, atau nggak niatin begadang terus bangunnya siangan banget. Antara mau balas dendam karena selama hari kerja bangun pagi melulu, sama mau saingan sama Sleeping Beauty.

Dan itu bukan sesuatu yang salah. Setiap orang pasti pingin punya waktu luang  untuk merefreshkan pikiran dari segala rutinitasnya yang menjemukkan. Dan mereka punya cara-cara sendiri dalam mengapresiasikannya di libur akhir pekan yang sudah disediakan pemerintah itu. Tujuannya tidak lain supaya mereka bisa kembali kerja dengan bersemangat dihari Seninnya.

Tapi sayangnya itu kebanting abis pas Minggu malamnya. Ngebahas yang ini sebenernya agak nggak tega juga. Antara ngomongin orang dan ngumbar aib sendiri. Perasaan gembira itu akan berubah menjadi rasa tidak semangat karena besoknya harus kembali beraktivitas untuk lima hari kedepannya lagi. Dan siklus itu akan selalu berputar berulang-ulang dalam kehidupan kita. Mungkin berlangsung sampai kiamat. Saya rasa semua pegawai kantoran berpikiran hal yang sama.

Kebanyakan para pegawai di minggu malam selalu ngeluh di BBM atau di jejaring sosial sebangsa Facebook, Twitter de el el, dengan berkomentar atau nggak update status,

'Eh, besok udah masuk kantor lagi ya.. padahal masih pingin libur..'

Pastinya dengan ekspresi lemes kayak habis joging dari Sabang sampai Merauke. Kayak punya beban hidup yang berat gitu. 

Tetapi sebenarnya kalo kita sering nonton tipi yang menceritakan tentang kisah hidup rakyat-rakyat miskin atau orang-orang yang tidak mampu, kita akan merasa malu sendiri. Dimana hidup kita ternyata jauh lebih beruntung dari mereka yang kekurangan. Dimana mereka harus bekerja keras membanting tulang siang dan malam untuk mencari makan demi kelangsungan hidup. Dan hasilnya itu tidak seberapa kalo dibandingin sama kerja keras mereka. Boro-boro untuk membeli baju, untuk makan aja pas-pasan. Tetapi mereka menjalani itu, karena mereka memang tidak mempunyai pilihan lain. Dan perlu dicatet, mereka bekerja itu tanpa libur. Kalo libur berarti nggak makan.

 Yup! Hidup itu emang keras.

Seharusnya kita malu. Seharusnya kita tidak mengeluh. Seharusnya kita bisa lebih peka untuk tidak selalu melihat keatas. Dari sini saya belajar,  ternyata kita hanya terjebak dalam rasa kebosanan yang semu. Tanpa menyadari betapa berartinya apa yang telah kita peroleh sekarang. Bahwa kita sudah semestinya bersyukur kepada Sang Pemberi Hidup.




Comments

Popular posts from this blog

Hobi Menggambar

Tentang Ribas (lagi)

Justice League