Diklat di Makassar

Lihat kan pada unyu-unyu semuanya?

Halo, apa kabar semuanya? Gimana, apa kalian sudah tidak ngejomblo lagi? Kalo sudah, selamat ya. Yang belum jangan mewek sendirian di bawah shower. Nggak baik, entar bisa masuk angin.

Eniwei, rasanya seperti udah lama saya nggak nulis blog lagi. Akhirnya bisa sempatin nulis lagi. Oke, oke, memang baru 2 minggu saya nggak ngeblog, tapi rasanya seperti lama banget (bersihin jaring laba-laba di monitor). Berasa kayak nggak ngeblog sejak jaman Fir'aun masih suka dicebokin papanya. 2 minggu ini saya memang lagi banyak kegiatan yang menyangkut pekerjaan saya. Lebih tepatnya, 2 mingguan kemarin saya lagi banyak berangkat keluar daerah. Diklat di Makassar juga dinas ke Jakarta, dan baru aja balik hari minggu kemarin.

Yang mau saya cerita disini yaitu kegiatan saya waktu ikutan Diklat di Balai Diklat Keuangan Makassar. Dari tanggal 17 September 2012 sampai dengan tanggal 21 September 2012. Yang spesial untuk diklat kali ini, karena istri saya ikutan diklat juga sebagai peserta diklat yang sama dengan saya. Hip Hip Horay! Rasanya senang banget (langsung berdiri diatas bangku sambil dancing ala Ariel). Dalam pikiran saya diklat kali ini bakalan menyenangkan. Dari pagi sampai sore belajar di Balai Diklat, dengerin materi seharian sambil diselingi dengan coffee break juga makan siang, terus malamnya jalan-jalan menikmati suasana kota Makassar bersama istri saya. Kalo pun telat masuk kelas, nggak bakal dimarahin sama pengajar.

Tapi sayangnya, ternyata kenyataannya tidak seperti itu.

Untuk diklat yang saya jalani kemarin suasananya begitu berbeda dan menarik. Berbeda dan menariknya itu karena yang mengatur dan mengawasi jalannya kegiatan diklat adalah bapak-bapak dari Paskhas 466 Makassar. Jadi ya begitu, suasana diklat berasa sedikit militer. Bagi yang belum tahu Paskhas, saya kasih tahu Paskhas merupakan pasukan khusus yang dimiliki oleh TNI-AU. Saya nggak perlu jelasin lebih jauh tentang Paskhas ini. Yang pasti dengan adanya Paskhas ini, kita sebagai peserta diklat dituntut untuk menjadi sedikit lebih disiplin. Baik disiplin waktu, diplin diri sendiri juga disiplin kelompok. Awalnya emang berat. Tapi lama-lama nggak kerasa kok.

Seperti diklat-diklat pada umumnya, kegiatannya lumayan padat. Dimulai dengan apel pagi sehabis shalat subuh, sekitar jam 5 pagi. Kemudian dilanjutkan dengan olahraga pagi, entah senam, lari pagi, ataupun sparing futsal. Biasanya sih diseling-selingin. Setelah olah raga, kami makan snack pagi. Makannya dilapangan dengan duduk bersila saling berhadap-hadapan satu sama lain. Tujuannya lebih kepada kebersamaan.

Setelah olahraga pagi, kami balik ke kamar untuk bersiap-siap ikut kegiatan diklat. Jam 7 pagi semua peserta sudah harus kumpul di ruang makan untuk melaksanakan makan pagi bersama. Tapi sebelum makan harus laporan dulu. Begitu pun waktu selesai makan, juga harus laporan. Biasanya yang melapor itu ketua kelas harian kelompok yang sudah di tunjuk bergilir setiap harinya. Itu berlaku juga untuk makan malam. Untuk makan siang dan makan malam memang diatur secara bersama dengan upacara makan.

Kenapa bengong dengerin cerita saya? Saya udah kayak tentara kan disana? Tentu saja.

Habis makan kami langsung mengikuti kegiatan juga menerima materi dikelas. Kecuali pada hari pertama, kami peserta diklat dididik di luar kelas. Lebih tepat kalo dibilang kegiatan lapangan. Dan kegiatan tersebut berlangsung seharian penuh, dari pagi sampai sore. Dan kegiatan itu dilakukan di markas Paskhas 466 Makassar yang berada di Maros. Kegiatannya macem-macem, seperti baris-berbaris, games yang melatih kekompakan, de el el. Tapi itu untuk hari pertama saja, selebihnya kami kembali belajar dikelas.

Lumayan seru juga kegiatannya waktu di markas Paskhas Makassar, saya pun sempat disuruh push up. Kok bisa? Jangan tanya sebabnya, yang pasti itu adalah konsekwensi ketidak becusan saya sebagai ketua kelas. Dan sangat sukses berat membuat saya merasa malu banget waktu itu. Rasanya pingin gantung diri di pohon toge. Untungnya nggak ada pohon toge, makanya nggak jadi gantung diri.

Oke, lupakan.

Kami peserta diklat juga dibagi menjadi beberapa kelompok dengan jumlah yang sama. Tujuannya supaya bisa melatih kekompakan dan kerjasama dalam suatu kelompok untuk menghadapi persoalan hingga terjalin rasa kekeluargaan diantara peserta diklat. Dan yang namanya kelompok sudah pasti harus ada ketua kelompoknya juga. Apesnya, saya juga yang ditunjuk lagi sebagai ketua kelompok (sebelumnya saya juga menjadi ketua kelas). Nama kelompoknya yaitu kelompok Mustang, diambil dari nama salah satu jenis pesawat terbang. Istriku juga masuk dalam kelompok saya.

Menjadi ketua kelompok juga ketua kelas bukanlah hal mudah bagi saya. Saya dituntut harus bisa ngomong dengan lantang dalam laporan makan juga dalam apel. Itu susah banget. Secara saya suka grogi jika harus face to face sama lawan bicara yang lebih dari 5 orang. Ngomongnya suka belepotan jadinya. Kadang di dalam otak ngomong A, yang keluar dari mulut malah B. Tapi mau tidak mau saya jalani aja. Yang nunjuk langsung dari Paskhasnya soalnya. Saya nggak berani nolak, walaupun pingin banget untuk nolak (ampun pak Paskhas! hehehe!). Dan alhamdulillah, saya bisa melakukannya. Horee! (tebar bulu ketek).

Oiya, kegiatan belajar di diklat berakhir pukul  5 sore. Kemudian dilanjutkan dengan acara makan malam bersama pada jam 7 malam. Kemudian ditutup dengan apel malam pukul 8 malam. Dan itu berlangsung setiap hari selama diklat berlangsung. Sangat disiplin juga melelahkan. Tapi untungnya, kami masih diperbolehkan untuk keluar setelah apel malam. Saya dan istri saya pun memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menonton di bioskop, belanja oleh-oleh, wisata kuliner, juga menikmati suasana malam di kota Makassar.

Dan bagi saya kegiatan di diklat ini cukup berkesan. Saya memang bukan tipe orang yang antusias dengan kemiliteran, tapi harus saya akui pelatihan displin yang diterapkan oleh bapak-bapak dari Paskhas 466 Makassar sangat berguna sekali buat diri saya pribadi untuk sekarang ini. Sangat positif. Saya jadi bisa lebih disiplin terhadap diri sendiri. Terutama dalam disiplin waktu. Saya jadi terbiasa bangun pagi, pergi ke kantor lebih pagi dan tidak telat lagi untuk ke kantor. Mudah-mudahan tidak berubah untuk ke depannya.

Terima kasih Pak Rudi Setiawan juga rekan-rekan dari Paskhas 466 Makassar lainnya yang sudah memberi kami arti kedisiplinan. Hormat di beri. Semoga kita bisa berjumpa kembali lain waktu, tapi tidak dalam suasana Diklat tentunya. Hehehe! Wassalam.




Comments

Popular posts from this blog

Hobi Menggambar

Justice League

Tentang Ribas (lagi)