Makan Gratis

Gratis. Semua orang pasti suka yang namanya gratisan, termasuk saya. Walau umur saya sudah 27 tahun dengan 2 orang anak yang manis-manis, saya masih tetap suka dengan hal gratisan. Dan hari ini, saya ketiban rejeki diajak makan siang bersama rekan-rekan kerja 1 bidang lainnya, juga mantan bos saya dulu. Dan itu Gratis!

Senyum dengan lebarnya...


Kebetulan beberapa hari yang lalu mantan bos saya itu pindah tugas menjadi Kepala Kantor Pelayanan yang wilayah kerjanya masih 1 kota dengan tempat kerja sebelumnya. Jadi beliau berencana untuk mentraktir kami makan siang mujair bakar sebagai tanda perpisahan beliau sebelum beraktifitas ditempat kerja yang baru. Saya seperti mendapat semangat membara setelah mendengar ajakan ini, karena kebetulan saya lagi pingin makan mujair bakar tersebut. Sebenarnya semangat itu juga timbul karena adanya satu rasa yang memuncak, yaitu... Lapar

Ini memang sesuatu banget! Kalau dilihat tampang saya saat ini, persis simpanse jaim yang dikasih pisang. Girang banget, tapi tetap stay cool. Saya udah ngebayangin bagaimana enaknya menikmati makanan itu. Maklum, saya masih dalam masa pertumbuhan (nggak nyambung...).

Walaupun saya laper, tapi saya harus tetap profesional. Semua harus ada batasnya. Makan pun harus ada batasnya. Jadi saya akan makan sewajarnya, tidak menimbulkan image rakus, dan tidak berencana untuk minta tambah seporsi lagi kalo misalnya selesai makan nanti masih laper. Saya dituntut untuk bersikap jaim karena ini moment resmi bersama atasan. Jadi saya nggak mau malu-maluin diri sendiri. Walaupun tampang saya dari lahir memang sudah malu-maluin, dan naluri memanfaatkan gratisan saya terus memberontak (kalo gitu untuk moment ini saya minta tambah nasi aja).

Dan akhirnya saat yang di nanti-nantikan pun tiba : melahap Mujair Bakar + sambel colo-colonya.

Selamat makan semua..

Comments

Popular posts from this blog

Hobi Menggambar

Tentang Ribas (lagi)

Justice League