Sakit Gigi

Saya pernah dengar istilah lebih baik sakit gigi dari pada sakit hati. Kalo nggak salah istilah tersebut saya dengar dari penggalan lirik lagu dangdut. Well, sebenarnya sekarang saya cuma mau mengkritik istilah tersebut. Menurut saya pernyataan itu salah besar! Alias tidak betul!

Sekali lagi, tidak betul!
(sengaja saya bilang sekali lagi supaya emosinya lebih dapet..)

Teori itu terbalik dari kenyataannya yang saya alami. Sakit gigi ternyata lebih sakit dari pada sakit hati. Kenapa bisa begitu? Jawabannya adalah karena saya sudah 3 hari ini mengalami sakit gigi. Dan itu rasanya nggak enak banget. Ini serius, dari dalam hati, rasanya nggak enak banget! Dan saya jamin itu lebih sakit dari sakit hati.


Lebih tepatnya gigi geraham bagian kiri bawah yang rasanya sakit. Nggak tahu, apa karena saya terlalu banyak makan cokelat,  atau mungkin karena saya doyan minum minuman yang manis-manis, atau mungkin juga karena Sm*sh sekarang tambah naik daun. Nggak tahu juga. Rasanya sakit gigi itu ngilu-ngilu ngeselin gimana gitu. Pokoknya kampret banget! Kampret sekampret-kampretnya! Dan ini sudah berlangsung dari 3 hari yang lalu sampai dengan detik ini. Otomatis jadi ikut nyusahin saya. Dan bawaannya kalo lagi sakit gigi begini itu jadi malas. Nggak bisa konsentrasi 100% buat melakukan aktivitas. Boro-boro buat aktivitas, buat makan aja setengah mati. Kalo dibawa tidur juga harus mencari posisi tidur yang pas untuk tidur sambil ngelus-ngelus pipi dulu supaya nggak kerasa sakitnya. Miris. Dan saya pasti selalu mendapat pertanyaan yang sama tentang sakit gigi ini, Kenapa saya tidak ke Dokter Gigi saja supaya cepet sembuh?

Mampus.

Eniwei, sebelumnya saya mau mengklarifikasiin sesuatu hal dulu. Sebenarnya ini rahasia besar saya. Saya sebenarnya takut ke dokter gigi (pasti kalian semua ketawa.. Puas loe! Hah!) Saya takut sama peralatan prakteknya Doketr Gigi. Bukannya apa, alat praktek dokter gigi itu bentuknya nyeremin banget. Bentuknya itu lebih pantas menjadi alat penyiksaan narapidana ketimbang menjadi alat pengobatan gigi. Saya tidak heran lagi kenapa anak kecil kalo disuruh ke Dokter Gigi tampangnya kasihan banget, kayak perpaduan antara Suneo kena antrax sama Dora yang lagi cacingan.

Jadi khusus untuk hal yang satu itu saya benar-benar pasrah. Apapun yang terjadi saya nggak bakalan mau berobat ke Doketr Gigi. Terserah kalian semua mau bilang saya cemen, cupu, norak, atau nggak punya nyali buat berobat kesana, itu terserah. Saya cuma mau sabar aja, tunggu sampai sakit gigi ini sembuh dengan sendirinya. Minimal saya juga sudah berusaha, kumur-kumur pake air garam tiap hari, walau itu nggak ngaruh sama sekali. Dan tentu saja, saya juga selalu berdoa supaya sakit gigi ini sembuh. Dan saya yakin, doa orang teraniaya pasti dikabulin oleh Tuhan. Teraniaya? Ya, sakit gigi ini membuat saya teraniaya (lebay!). Tapi terlepas dari aniaya-aniaya itu, saya memang saya pingin nggak sakit gigi lagi. Moga aja cepat sembuh. Amin!

Comments

  1. lebih baik sakit gigi pik
    kalo sakit gigi bisa diobati cepat
    kalo sakit hati??? lama kaleee......
    berdasarkan pengalaman pribadi :)

    ReplyDelete
  2. Sakit hati memang agak lama sembuhnya bro, tapi sakitnya tidak sesakit sakit gigi. sakitnya sampai dikepala..
    Btw, baerdasarkan pengalaman pribadi sama siapa?wkwkwkw!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hobi Menggambar

Tentang Ribas (lagi)

Justice League