Selera Musik

Dulu saya itu secara fisik sebelas duabelas sama Christian Sugiono. Cuma beda dimuka, warna kulit, tinggi sama badan doang. Sayangnya nggak ada seorang pun yang mau mengakui. Apa orang-orang terlalu angkuh untuk mengakui kekerenan saya? Nggak tahu juga. Yang pasti dulu saya bukan termasuk anak yang populer, baik disekolah juga dipergaulan sehari-hari. Makanya dulu saya suka dikacangin sama Paris Hilton, dan juga teman-teman brengsek yang suka ngerecokin. Dan itu nyesek banget. Suka kebawa galau.



Ngomongin masa lalu itu emang nggak ada habisnya. Semua orang pasti punya kenangan tersendiri yang berkesan tentang masa lalu mereka. Termasuk saya. Dulu waktu masih duduk di bangku SMA sederajat, saya adalah seorang anaka band. Ya, anak band! (Suka nggak suka kalian harus menerima kenyataan ini kalo saya punya masa lalu yang bisa dibanggakan). Dulu saya hobi banget ngeband, sampai sekarang pun masih walaupun bukan menjadi prioritas utama dalam hidup lagi. Dan saya bangga menjadi seorang anak band. Setidaknya dengan ngeband saya bisa menghasilkan sebuah prestasi dari hobi yang saya tekuni ini. Ketimbang ngabisin duit orang tua untuk hal-hal yang nggak jelas. Ya, nggak?


*Bandku sejak SMU (percayalah, kami tidak saling mencintai..)
   

Sebenarnya alasan sederhana saya menyukai ngeband itu juga karena bermusik itu menyenangkan. Rasanya saat bermusik, saya bisa menjadi diri saya yang sebenarnya. Dimana kita bisa bebas melakoni jati diri dan meluapkan segala ide, apresiasi, bahkan emosi kita lewat musik. Dan yang pasti dengan menjadi anak band kita bisa menaikkan derajat, martabat dan harga diri kita sebagai "Tuna Asmara" alias Jomblo menjadi sedikit lebih baik dimata teman-teman. Secara kalian pasti tahu Tuna Asmara merupakan kasta yang paling teraniaya saat malam minggu tiba.

#Now playing Jomblo - Gigi (dalem, banget..)


Saya perhatiin ngeband banyak menjadi incaran anak muda sekarang. Sudah pasti kebanyakan alasannya karena ingin ngetop dan sukses secara materi. Sebenarnya alasan itu nggak salah ketika ngeband kemudian dijadikan profesi dan berhasil. Sayangnya, banyak yang membentuk band, membuat lagu, dan berkarya asal-asalan, tidak punya ciri dan cenderung mengekor yang sudah ada, dan melupakan idealisme, juga karena takut nggak diterima masyarakat dan industri musik tanah air. Seperti yang ngetrend saat ini, aliran Metal alias Melayu Total. Banyak band sekarang yang mencoba peruntungan dengan aliran ini, seperti ST12, D Bagindas, Sembilan Band, Kangen Band, dll.

Menurut saya ini nggak banget. Mungkin aliran ini metal (melayu total) ini bisa diterima masyarakat karena sedang ngetrend dan alunan musiknya yang mendayu-dayu. Tapi kalo ngikutin trend terus, semua bisa berantakan. Apa band-band baru juga harus ngeband sambil joget Chaiya-Chaiya seperti gaya jogetnya Norman Kamaru yang ngetrend juga saat ini? Saya lebih baik ketabarak motor matic yang belum lunas bayar, dari pada membayangkan hal ini terjadi. Saya sebagai anak band sekaligus penikmat musik merasa nggak terima.

Dengan kerendahan hati, sebenarnya saya tidak mau memojokkan atau menghujat band atau aliran musik tertentu, karena saya sendiri tidak lebih baik dari mereka. Saya disini mencoba kritis dari sudut pandang saya sebagai seorang penikmat musik saja. Menurut saya para musisi bisa kok sukses dengan mempelajari selera musik masyarakat tanpa harus "melacur" ikut arus trend saja. Harus berani membekali diri dengan wawasan dan pandangan yang lebih luas supaya karyanya juga tidak kacangan. Meluaskan wawasan berpikir itu perlu supaya seorang musisi dapat menciptakan  musik, lirik-lirik lagu yang indah, menyentuh perasaan dan mengena ke pendengar lagu-lagunya. Lagu dengan musik dan lirik macam ini dapat bertahan disukai pendengarnya lebih lama alias dikenang orang.

Saya berharap selera musik Indonesia bisa kembali seperti dulu. Waktu jaman band  seperti Sheila on 7, Padi, Dewa, Gigi, Jamrud, Boomerang, Cokelat, Ungu, Sonetta, Tipe-X, Peterpan, Caffeine, Slank, /Rif, Naff, J-Rocks, Superman is Death (SID), dkk masih berjaya. Dimana musik Indonesia masih beragam, berkarakter, juga komersil tanpa harus mengurangi idealis bermusik mereka.

Mudah-mudahan saja.

Comments

  1. Setuju coy genre melayu total bikin rusak blantika musik indonesia hope band ky dewa,padi,sheila on7,jamrud,yovie & nuno,rs19 Project bisa kembali merajai musik indonesia

    ReplyDelete
  2. Mantap bro! Saya yakin pendapatamu mewakili seluruh suara rakyat Indonesia.. Hehehe! Btw, kalo Dewa, Padi, sheila on 7, dan de-el-el saya tahu band tersebut ada dan eksis, cuma saya masih belum ngeh sama RS19 Project. Itu nama apaan mat?

    *garuk-garuk kepala..

    ReplyDelete
  3. mantap nh tulisannya....
    tp mw tidak mw kita harus mengakui musik melayu itu perintis bro....
    PERINTIS KEHANCURAN MUSIK INDONESIA...!!!!
    DAN SEKARANG DITERUSKAN OLEH BOYBANDS/GIRLBANDS..!!1
    entah apa lgi yg akan kita lihat di belantika musik tanah air selanjutnya....
    saya ingin musik indonesia kembali seperti jaman maestro musik seperti joko satriani,steve vairopen,inggar malmsteen,ganda hutapea,dll...

    ps:rs19 itu proyek indie nya pace yg diatas itu...

    ReplyDelete
  4. Makasih gan..
    Itulah, saya pernah baca juga disebuah majalah, Arman Gigi aja bilang selera musik Indonesia lagi rendah-rendahnya. Apalagi ditambah adanya Boyband/Girlband ala Korea ini di tanah air tercinta ini. Jadi ngeselin. Natr deh kapan-kapan saya bikin postingan lagi tentang boyband/girlband indonesia..

    ps: saya sebenarnya sudah tahu proyek indie-nya rahmat. pura-pura bego aja. hahaha!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Hobi Menggambar

Tentang Ribas (lagi)

Justice League